KabarIndonesianews – Bojonggede (26/08/19), Indahnya berbagi adalah salah satu ajaran agama Islam yang mengajarkan kepada para pemeluknya, untuk saling membantu antar sesama, lebih dari itu pikiran dan naluri manusia sebagai makhluk sosial selalu menuntut kita untuk bersikap peduli terhadap segala penderitaan, kekurangan dan keterbatasan yang dirasakan sesama. Acara tersebut berjalan penuh dengan haru dan penuh suka cita, setelah itu mereka pun bersalam-salaman dan berterima kasih atas santunan dan makan siang yang telah diberikan. Pemberian santunan kepada anak yatim piatu merupakan salah satu bentuk semangat kepedulian dan kebersamaan Yayasan Sabilul Ummah untuk berbagi dan menyalurkan energi yang baik bagi masyarakat.
Sekitar pukul 08.00 sampai bada Dzuhur WIB berlangsung Santunan Anak Yatim di Yayasan Sabilul Ummah, Keluarga Bojonggsari Baru (BSB) Parung. Acara dihadiri oleh ketua dan para pendiri Yayasan Sabilul Ummah, dan para tamu undangan, diperkirakan jamaah yang hadir mencapai ratusan orang. Acara diawali penampilan grup hadroh remaja masjid Miftahul Iman, kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan yaitu antara lain, oleh Sambutan Ibu Retnati Widi Handayani Sohibul Bait sekaligus orang tua asuh. Setelah sambutan-sambutan, acara diisi oleh taushiyah atau ceramah oleh Drs. H. Muslim sekaligus sabagai ketua yayasan, dan dilanjut pembacaan puji-pujian doa dan hadiah oleh ustadz M. Sidik. dalam acara ini, juga dilakukan pemberian santunan yatim piatu sebanyak 126 yatim se kelurahan Bojongsari Baru (BSB) dan agenda ini rutin di lakukan setiap bulan nya. Pemberian santunan anak yatim merupakan donasi dari Donatur sebagai dari tiap-tiap RT lewat saweran yg diambil dari jamaah pengajian tiap lingkungan.
Sementara di temui di sela-sela kesibukannya, pemberian santunan, Ketua Yayasan Drs. H. Muslim mengatakan, pemberian santunan kepada anak yatim dan dhuafa ini merupakan kegiatan rutin. ”Ini merupakan kegiatan yang kami gelar. Tujuannya untuk berbagi kebahagiaan dengan anak-anak atau warga yang kurang beruntung. Didalam ajaran Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi anak-anak yang wajar yang masih memiliki kedua orang tua. Islam memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan nasib mereka, berbuat baik kepada mereka, mengurus dan mengasuh mereka sampai dewasa. Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang-orang yang benar-benar menjalankan perintah ini.
Secara psykologis, orang dewasa sekalipun apabila ditinggal ayah atau ibu kandungnya pastilah merasa tergoncang jiwanya, dia akan sedih karena kehilangan salah se-orang yang sangat dekat dalam hidupnya. Orang yang selama ini menyayanginya, memperhatikannya, menghibur dan menasehatinya. Itu orang yang dewasa, coba kita bayangkan kalau itu menimpa anak-anak yang masih kecil, anak yang belum baligh, belum banyak mengerti tentang hidup dan kehidupan, bahkan belum mengerti baik dan buruk suatu perbuatan, tapi ditinggal pergi oleh Bapak atau Ibunya untuk selama-lamanya.
Betapa agungnya ajaran Islam, ajaran yang universal ini menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat tinggi, Islam mengajarkan untuk menyayangi mereka dan melarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyinggung perasaan mereka. Banyak sekali ayat-ayat Al-qur’an dan hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang hal ini.
Dalam surat Al-Ma’un misalnya, Allah swt berfirman yang artinya :
“Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin ”
{QS. Al-ma’un : 1-3}
Demikianlah, ajaran Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada anak yatim dengan memerintahkan kaum muslimin untuk berbuat baik dan memuliakan mereka. Kemudian memberi balasan pahala yang besar bagi yang benar-benar menjalankannya, disamping mengancam orang-orang yang apatis akan nasib mereka apalagi semena-mena terhadap harta mereka. Ajaran yang mempunyai nilai sosial tinggi ini, hanya ada didalam Islam. Bukan hanya slogan dan isapan jempol belaka, tapi dipraktekkan oleh para Sahabat Nabi dan kaum muslimin sampai saat ini. Bahkan pada jaman Nabi saw dan para Sahabatnya, anak-anak yatim diperlakukan sangat istimewa, kepentingan mereka diutamakan dari pada kepentingan pribadi atau keluarga sendiri, bukan itu saja, melalui kegiatan ini pihak yayasan ingin memberikan motivasi kepada seluruh anak-anak yang kurang beruntung ini agar mereka bisa bahagia dan mandiri. Ujar ketua Yayasan Sabilul Ummah.
(Muhamad Thoha)
Leave a Reply