Kabarindonesianews-Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara langsung memantau penyerahan Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kantor Pos, Jalan Ir. H. Juanda Kota Bogor, Rabu (13/5)
Dalam kesempatan tersebut Presiden didampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Juliari Batubara dan Walikota Bogor Bima Arya.
Diketahui bahwa Bantuan sosial atau Bansos yang disalurkan melalui PT Pos kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdampak pandemi COVID-19 sebesar Rp. 600 ribu per Kepala Keluarga (KK) perbulan diberikan selama tiga bulan kedepan.
Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan, proses pemberian bantuan tunai berjalan dengan baik dengan menerapkan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker, menerapkan physical distancing, dan membersihkan tangan sebelum melakukan transaksi penerimaan BLT.
Dalam kunjungan ini Jokowi ingin memastikan pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat di Kantor Pos Kota Bogor berjalan dengan baik dan sesuai dengan protokol kesehatan. “Saya melihat antrean bagus dengan jaga jarak yang baik, semua pakai masker. Sebelum uang diberikan, tangan dibersihkan dengan hand sanitizer,”ucap Presiden usai menemui beberapa warga yang akan menerima bantuan.
“Bantuan sosial dari pemerintah sangat beragam selain bantuan tunai ada juga Program Keluarga Harapan (PKH), BLT Dana Desa, Kartu Sembako hingga Bantuan Pangam Non Tunai (BPNT),”jelasnya. Kita berharap bisa menjangkau hingga 55% dari total penduduk kita, baik yang kurang mampu maupun yang terdampak Covid 19, sambungnya.
Ia berharap bantuan sosial ini dapat memperkuat daya beli masyarakat. Sehingga nanti konsumsi domestik bisa menjadi normal kembali. “Itu yang kita harap,” tegas Jokowi.
Dikesempatan yang sama Mentri Sosial Juliari Batubara mengatakan penyerahan BLT di Kota Bogor saat ini merupakan hari terakhir untuk tahap pertama dari tiga tahap penyaluran yang akan dilakukan.
“Peyerahan BLT akan berlangsung secara bertahap sebanyak dua kali hingga sebelum Idul Fitri,”jelas Juliari.
“Kami harap sebelum Idul Fitri masyarakat atau sebagian besar penerima bansos sudah terima dua kali bansos tunai sehingga nanti setelah Idul Fitri tinggal satu kali lagi,”tuturnya.
Mensos menambahkan bahwa penyerahan bansos di masing-masing daerah berbeda kesulitannya. Untuk wilayah Bogor yang hari ini disalurkan fasilitasnya sudah lebih memadai sehingga tahap pertama sudah bisa diselesaikan.
“Kota Bogor ini lebih mudah fasilitasnya. Tapi daerah lain yang medannya lebih berat mungkin baru satu tahap,” ungkapnya.
Diakui Mensos penyaluran bansos yang sudah dilakukan pemerintah pusat seperti di Jabodetabek memang belum sempurna. Maka dari itu kedepan akan memperbaiki data penerima dengan pemerintah daerah (pemda), sehingga yang menerima bansos adalah mereka yang benar-benar berhak.
“Jika ada warga terdampak yang belum terbantu tolong dimasukkan untuk ditahap kedua, kami menyadari tahap pertama masih ada kekurangan Insya Allah ditahap kedua akan lebih baik,”ucap Mensos.
Ditempat yang sama Wali Kota Bogor Bima Arya menyebutkan, di Kota Bogor saat ini ada 159.162 KK yang terdata menerima bantuan DTKS maupun Non DTKS. Untuk total khusus Non DTKS sejumlah 23.000 KK, sisanya dibantu dari pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Barat.
Dikatakannya saat ini warga bisa mengakses aplikasi Salur (Sistem Aduan Layanan Bantuan untuk Rakyat) di salur.kotabogor.go.id untuk mengecek apakah termasuk datanya atau tidak sebagai penerima bansos.
“Melalui NIK di situ akan terlihat. Warga bisa tahu juga progres serapan dari semua skema bantuan persentasenya,”jelas Bima.
Jika belum masuk datanya di aplikasi Salur, warga bisa melakukan pengajuan ke tahap berikutnya. Karena data yang sekarang pun masih dalam pengecekan, kemungkinan ada penerima ganda.
“Kalau slotnya (kuota) sudah maksimal, kita akan alihkan untuk program Keluarga Asuh yang Insya Allah kita akan luncurkan besok. Itu dana dari warga untuk warga, satu keluarga membantu satu keluarga lainnya yang berhak menerima bantuan,”pungkas Bima.
Dharmawan
Leave a Reply