Kabarindonesianews-Bojongsari Baru, Senin (16/09/2019), Yayasan Sabilul Ummah Gelar peringatan 10 Muharram 1441 Hijriyah, dilaksanakan di Yayasan Sabilul Ummah, Sabtu (14/9/2019) malam. Kegiatan peringatan 10 Muharram merupakan agenda rutin tahunan Yayasan Sabilul Ummah yang dilaksanakan setiap 10 Muharram dikemas dalam bentuk acara berbagi bersama dengan anak yatim piatu, selain Festival muharram Yayasan Sabilul Ummah menggelar juga lomba marawis dan kosidah tingkat Rt di sepanjang Jl. Bojongsari baru pada minggu malam 14 September 2019, diarak dari kantor kelurahan menuju lokasi santunan di TULIP.
’’Santunan yang kami serahkan ini mencapai 108 anak yatim, dan 336 duafa, ketua yayasan yang selama ini mengasuh mereka dengan tulus,’’ Drs. H Muslim. Disamping mencari keberkahan untuk kemajuan masyarakat Bojongsari Baru, pemberian santunan juga dalam rangka memperkenalkan budaya Islam, serta mencari keberkahan anak yatim piatu. Di mana, bersamaan dengan hari Asyura ini, lanjut Drs. H Muslim, terutama pada hari ke sepuluh, umat Islam sangat dianjurkan menyantuni anak-anak yatim piatu. ’’Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim di hari Asyura (tanggal 10 Muharram), Allah akan mengangkat derajatnya. Setiap helai rambut yang diusap, satu derajat. Itu menjadi dasar kami melaksanakan santunan yatim piatu dan fakir miskin setiap 10 Asyura,’’ tandasnya.
Atas keutamaan menyantuni anak yatim tersebut, Drs. H Muslim berharap, dalam mengarungi perjuangan, masyarakat Bojongsari Baru selalu diberi kelancaran, keberkahan, dan kesuksesan dalam menjalankan nilai-nilai perjuangan. Demi terciptanya masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera dalam bingkai rahmatan lilalamin. Acara yang digelar ba’da Isya mulai pukul 08.00 Wib itu, dihadiri Bp wakil walikota Depok Bang Haji. Pradi Supriyatna LPM kelas. Bojong Sari Baru Yura Amir dan Bapak Budi Ciking ket. FORKOTAMA
Menurut Bang Haji. Pradi Supriyatna dalam sambutannya, hikmah hijrah yang dapat dipetik dari Hijrahnya Nabi dan para Sahabat dari Mekah ke Madinah pada masa lalu dalam konteks sekarang ini, bukan selalu harus identik dengan meninggalkan kampung halaman seperti yang dilakukan oleh Rasulullah S.A.W. dan kaum Muhajirin, tetapi pemaknaan hijrah lebih kepada nilai-nilai dan semangat berhijrah itu sendiri. Hijrah secara bahasa berarti “tarku” (meninggalkan). Dikatakan: hijrah ila syai’ berarti “intiqal ilaihi ‘an ghairihi” (berpindah kepada sesuatu dari sesuatu). Sedangkan secara istilah hijrah berarti “tarku man nahallaahu ‘anhu”: meninggalkan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Dengan lebih sederhana hikmah hijrah dapat dikatakan berpindah dari sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik, paparnya. Lebih lanjut Bang Haji. Pradi mencontohkan hijrah misalnya mengubah lingkungan jalan yang penuh sampah menjadi bersih.”tuturnya”
Masih menurut ketua Yayasan Sabilul Ummah, Drs. H. Muslim , nilai santunan yang diberikan untuk 108 anak yatim, dan 336 duafa anak yatim piatu tahun ini mengalami peningkatan di banding sebelumnya. Drs. H. Muslim salut kepada jamaah majelis taklim dalam wilayah lingkungan Bojongsari Baru, semakin tahun kesadaran dan keihlasan mereka cukup antusias dalam kegiatan tugas mulia ini. Hal itu terlihat dari dana yang berhasil dikumpulkan panita, dalam hitungan minggu mencapai sekitar puluhan juta, berasal dari donatur tidak tetap dan santunan dari donatur tetap, mengingat momen ini berupaya menyempatkan diri hadir menyisihkan rejekinya untuk berbagi bersama dengan anak yatim piatu pada saat 10 Muharram.
“Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda : Barang siapa yang memberi makan dan minum seorang anak yatim diantara kaum muslimin, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak diampuni.” (HR. al-Tirmidzi dalam Sunan-nya)
Dari petikan Hadits diatas, menuunjukkan bahwa agama Islam menempatkan anak yatim dalam posisi yang tinggi, mengajarkan muslim untuk menghormati dan menyayangi mereka. Namun untuk memberikan batasan pada hari-hari tertentu, termasuk di hari ‘Asyura memang tidak ada dalil yang secara jelas menerangkan. Mengusapkan tangan di atas kepala mereka adalah bentuk Qiyas Jali, pengkiasan yang bersifat mengarah lebih berat, artinya mengusap saja dianjurkan, apalagi memberikan makanan, bantuan materi, dan menyenangkan mereka, tentu kebaikan itu akan lebih banyak lagi. Menambahkan, dengan memuliakan anak yatim setidaknya mendapat tujuh keutamaan besar, antara lain dekat dengan Rasulullah di surga, melunakkan hati yang keras, terpenuhinya kebutuhan hidup, dan memperoleh perlindungan di hari kiamat.
Tibanya pergantian tahun Hijriyah dari 1440 ke 1441 menjadi sebuah monumen dan bukti sejarah bahwa hampir satu setengah milennium Islam masih berjaya dan cahaya Islam yang terang telah membawa rahmat dan ketentraman bagi semesta alam, lebih-lebih bagi kita sebagai umat muslim.
Dengan momen pergantian tahun ini menjadi sebuah momen introspeksi diri, bukan hanya waktu yang telah berlalu dan tidak berbekas apapun. Pada pergantian tahun juga menjadi waktu yang tepat untuk memohon ampun atas kesalahan-kesalahan kita yang telah lewat di tahun lalu, untuk kemudian minta perlindungan kepada-Nya agar terhindar dari godaan-godaan setan. Wallahu ‘alam. (Muhamad Thoha)
Leave a Reply